Pada era digital ini, peran multimedia semakin penting dan tidak terbatas hanya pada bidang teknologi informasi saja, namun telah merambah ke berbagai aspek lainnya, termasuk dalam industri perfilman. Salah satu contoh nyata dari hal tersebut adalah partisipasi UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Multimedia STMIK Palangkaraya dalam pembuatan film pendek berjudul “RELUNG” yang diproduksi bersama Polda Kalteng.
Partisipasi UKM Multimedia STMIK Palangkaraya dalam proyek ini menunjukkan komitmen mereka dalam mengembangkan bakat mahasiswa dalam bidang multimedia dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Kolaborasi dengan Polda Kalteng juga membuktikan sinergi yang kuat antara dunia pendidikan dan penegak hukum dalam upaya memberikan pesan yang bermakna melalui medium audiovisual.
Film pendek ini tidak hanya menjadi media ekspresi kreatif mahasiswa, tetapi juga menjadi wadah bagi UKM Multimedia untuk menunjukkan keterampilan dan kompetensinya di dunia perfilman. Keterlibatan UKM Multimedia dalam proyek ini membuktikan bahwa mahasiswa STMIK Palangkaraya tidak hanya mampu berkompetisi dalam dunia akademik, tetapi juga dalam praktik industri kreatif yang sebenarnya.
Salah satu mahasiswa yang terlibat langsung dalam proyek film ini adalah Angga Aryatama, mahasiswa dari prodi Sistem Informasi. Angga ditunjuk menjadi salah satu karakter utama dalam film tersebut, yaitu Fatih. Perannya sebagai Fatih diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka, tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam berbagai aspek lainnya, termasuk industri kreatif. “Saya merasa terhormat dan senang bisa menjadi bagian dari proyek ini. Menjalani peran sebagai Fatih membuat saya menggali sisi emosional yang lebih dalam dan memberikan pengalaman berharga dalam dunia akting.” ungkap Angga ketika di wawancara di sela sela proses pembuatan film ini.
Film ini membawa kita menyelami kehidupan seorang anak bernama Fatih, dan hubungannya yang rumit dengan ayahnya, Bripka Santoso, seorang polisi dengan hati yang jujur dan sederhana. Cerita ini membawa pemirsa dalam perjalanan emosional yang menghadirkan konflik yang kuat antara keinginan Fatih untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik daripada ayahnya, dengan realitas hidup yang keras dan penuh keterbatasan yang dialami oleh Santoso.